English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese

Senin, 30 Januari 2012

Last Valentine

,


Title : Last Valentine
Main Cost :
- Kim Dong Hyun
- Jo Kwang Min
- Ahn Sa Hyu
Author : Boyfriend Korean Gallery
Original Soundtrack :
- Don’t Touch My Girl piano vers.

 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Hay hay hay ini FF ke-2 nya Mochi tentang ulang tahun Donghyun dan hari Valentine. Mungkin ini terlalu awal, tapi jujur saja tidak tahu kenapa beberapa hari ini Mochi ingin sekali nulis tentang itu. ya sudah Happy reading saja yah
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Last Valentine (Valentine terakhir)


            “annyeong hasseyoo”
            “Hohoho Saeng.... kau bangun lebih awal rupanya ........”

------------- Kwangmin Prov ------------
            Namaku Kwangmin, usiaku 16 tahun. Aku punya Hyung bernama Donghyun, dia sangat baik padaku. Dia yang selama ini menjagaku semenjak orang tua kami meninggal karena kecelakaan. Setiap pagi dia selalu saja memasakkan ku makanan yang lezat, ya aku tahu dia memang suka sekali memasak dan masakkannya sangat enak, I Like It !.

            Pagi ini pun seperti biasa dia memasak makanan yang serba enak, bahkan baunya saja sudah tercium oleh hidungku, aku cepat-cepat turun dari tangga dan langsung mencicipi makanan itu tanpa cuci tangan terlebih dahulu, hmmm rasanya enak sekali. Ada toboki, kimchi dan kimbab, astaga semuanya enak, aku beruntung sekali memiliki Hyung seperti dia, sudah baik pintar memasak pula.

            “Saeng, tanganmu itu kotor. Cuci tangan dulu sama !”

            Aku berhenti mencicipi toboki, sambil menjilat jemariku yang penuh dengan saos toboki. Aku tersenyum, “Nae, Hyung-ege”. Aku memberi hormat padanya, dan seketika dia langsung mengacak-acak rambutku

            “hahahah kau ini”
*********
            Setelah selesai sarapan aku dan Hyungku berangkat sekolah, ya kami memang berbeda, Hyungku kuliah sedangkan aku masih duduk dibangku sekolah, tapi kami sering berangkat bersama karena arahnya sama dan selalu jalan kaki, hahahha sedikit tidak modal sebenarnya. Terkadang aku iri sekali dengan Hyungku ini, dia sangat pintar tidak seperti aku yang bodoh dan selalu mendapat peringkat terakhir.

            Kami berjalan melewati perumahan di pinggiran kota Seoul, pagi itu terasa sangat dingin, aku rasa musim dingin tahun ini lebih dingin dari tahun kemarin. Aku memakai mantel tebal berwarnya coklat, sedangkan Hyung memakai mantel berwarna hitam. Sepanjang perjalanan kami diam saja, aku malas bicara karena saking dinginnya. Hyung juga diam saja, biasanya dia duluan yang mengajakku bicara.

            “Saeng, apa hari ini kau pulang lebih awal ?” tanya hyung seketika.

            “aku kurang tahu hyung, memangnya kenapa ?”

            “hari ini hyung pulang lebih awal, siapa tahu kau juga pulang lebih awal juga nanti kan kita bisa jalan-jalan bersama .......”

            “Yang benar hyung, waaahh aku mau sekali. Semoga saja seperti itu hyung, sudah lama kita tidak jalan-jalan bersama .... asyik ....”

            “Hahahah .. . .. .”. Hyung tertawa lebar, aku tidak mengerti kenapa dia tertawa padaku, apa aku terlihat aneh ? aku jadi bingung sebenarnya apa yang hyung tertawakan.

            “Hyung, kau ini kenapa ?”

            “Hahahahha tidak. Ternyata kau ini benar-benar masih seperti anak-anak, wajahmu itu lucu sekali. Diajak jalan-jalan saja senangnya minta ampun”

            “ahh Hyung ini.....”

            “Sudah sana masuk, sekolahmu kan ada diseberang sana ..... nanti kau telat, anak sekolah .....” ucap hyung sambil mengacak rambutku yang keren ini.

            “hyuuuuungggg !!”. aku sedikit kesal memang ketika Hyungku mengatakan ‘anak sekolah’, aku benci kata-kata seperti itu, kalau aku mendengar kata-kata itu rasanya aku ini seperti anak kecil yang masih memakai seragam sekolah, padahal sebenarnya aku ini ingin sekali cepat-cepat lulus SMA, dan menjadi mahasiswa seperti hyungku, tapi ......

            “iya, iya. Hyung hati-hati !” aku melepaskan tangan hyung dari kepalaku, dan berlari pergi.

            Aku masuk ke Sekolah, didepan pintu gerbang aku melihat pak satpam penjaga yang sangat aku benci, ingin tahu kenapa ? yah, setiap kali aku telat masuk sekolah dia sering menghukumku, meskipun hanya telat 1 menit. Aku meliriknya dengan sinis, untung saja hari ini aku tidak telat, ya mungkin karena bau makanan Hyung yang dimasak tadi, astaga jangan dipikirkan lagi ! nanti malah jadi lapar.

            Aku masuk ke kelasku yang ada dilantai dua paling pojok, ramai sekali dengan gadis-gadis yang sedang berdiri bersama ganknya, ada pula yang bersama pacarnya. Astaga apa mereka tidak takut ketahuan oleh guru. Hmm aku tidak perduli, lagipula aku kan tidak punya pacar. Aku terus berjalan tanpa melihat kanan kiri meski sebenarnya banyak gadis-gadis yang memanggilku, aku sadar wajahku ini memang keren, tapi sayang mereka bukan tipeku !. aku tetap berjalan tanpa menoleh dan SRUUUTTT, AUUUUUHHHH !!!!!

            Aku terpeleset, ada kulit pisang yang tergeletak di depan pintu kelas 1.3. pantatku rasanya sakit, berbenturan dengan lantai keramik yang super keras. Semua orang yang melihatku tertawa, rasanya malu sekali, kalau saja aku bawa karung, pasti sudah aku tutupi wajahku ini, tapi sayangnya tidak ada. Aku kesal sekali dengan mereka yang menertawaiku, “Diam !!!”

            Aneh, setelah aku berteriak seketika mereka diam dan pergi. Aku mencoba untuk berdiri, tapi AUUUhh pergelangan kaki kananku sakit sekali, bahkan untuk berjalan saja tidak bisa. Aku berhasil berdiri tapi aku tidak langsung berjalan, aku hanya berpegangan didinding menahan rasa sakit yang baru aku alami, aku merasa kaliku ini seperti patah, digerakan sedikit saja sakitnya minta ampun. Astaga .......

            “Kwang, kau kenapa ?”

            Tiba-tiba suara seorang gadis terdengar dari belakangku, sangat familiar. Aku menolehkan wajahku, setelah aku melihat wajahnya ternyata itu Eunhee teman sekelasku juga temanku semenjak SD, tapi sayang aku kurang suka dengannya, terlebih kacamatanya yang bulat dan besar itu.

            “sepertinya kakiku terkilir”

            “benarkah ? sini aku obati ......”

            Eunhee membawaku ke ruang UKS, sebenarnya sakit sekali saat berjalan tadi, tapi apa boleh buat. Ternyata Eunhee perhatian juga, meski setiap hari dia hanya jadi pesuruhku untuk membelikan makanan, tapi aneh dia sama sekali tidak dendam denganku.

            “perban ini akan mengurangi rasa sakit, untuk sementara istirahat dulu.”

            “hmmm terimakasih”. Ucapku canggung

            “o ya. Valentine tahun ini apa kau akan memberi coklat dan bunga untuk pacarmu ?”

            “apa !”. aku terkejut mendengar pertanyaan Eunhee. Bahkan sebenarnya aku lupa kalau sebentar lagi hari Valentine. “memangnya sekarang sudah tanggal berapa ?”

            “sekarang sudah tanggal 5 Februari, apa kau ini sama sekali tidak tahu ?”

            “sebenarnya aku lupa. Aku..... aku ingin memberi kado spesial untuk hyungku saja”

            “hah ? kau ini aneh sekali, ini hari Valentine bukan hari Natal. Harusnya saat hari Valentine kan memberi kadonya itu untuk pacarmu, kenapa kau justru ingin memberikan kado untuk hyungmu ?”

            “masalahnya aku ini tidak punya pacar. Jadi aku putuskan saja untuk memberi kado untuk hyungku. Kalau aku berikan coklat rasanya sudah biasa, menurutmu kado spesial untuk hyungku itu apa ?”

            “Jantung dan Nafasmu !”

            “apa ! yang benar saja !”

            “lagian kau juga yang aneh. Hari Valentine itu umumnya kasih coklat, tapi kau justru minta yang aneh aneh !”

            Aku terdiam seketika memikirkan kado spesial untuk hyungku. Rasanya aku malu, hyung sudah sering memberiku apa yang aku inginkan, sekarang giliran aku untuk memberikan sesuatu yang hyung butuhkan. Tapi apa ??
------------------ Kwangmin Prov End -----------------


------------------ Donghyun Prov ----------------
Namaku Donghyun, usiaku 23 tahun pada tanggal 12 Februari nanti. aku memiliki Nandongsaeng yang sangat lucu, namanya Kwangmin. Dia sangat suka pikachu, kamarnya saja penuh dengan boneka pikachu, aku senang sekali memiliki saeng seperti dia. Dia sangat kurus, padahal rasanya aku setiap hari memberinya makan, tapi berat badannya tetap sama, hahah. Jujur saja aku sangat iri padanya, dia memiliki fisik yang kuat, jarang sekali sakit, tidak sepertiku yang memiliki fisik lemah. Apalagi jantungku ini, dia bisa berhenti kapanpun, aku hanya berharap semoga saja Kwangmin tidak pernah tahu kalau aku ini memilki penyakit bawaan seperti ibu, yang memiliki jantung lemah dan tidak boleh terlalu lelah.

Huuh, aku terus menatap langkah kaki Kwangmin yang pergi menjauh. Dia terlihat begitu ceria, Saengku ini memang lucu sekali. Beberapa saat aku terdiam di depan sekolah Kwangmin, yang terus memperharikan langkah kakinya. Kemudian aku melanjutkan perjalanan. Setelah 10 menit berlalu akhirnya aku sampai di kampus-ku. Seperti biasa kampus ini terlihat sangat ramai, aku tersenyum, sungguh beruntung aku bisa sekolah disini dengan mengambil jurusan kedokteran.

“oppa !!” teriak seseorang dari belakangku, suaranya sangat familiar dan setelah aku berbalik ternyata itu Sahyu, pacarku.

Sahyu berlari kearahku sambil tersenyum, senyumannya sangat indah rambut panjangnya melambai membuatku terpana seketika. Dia mengambil jurusan geografi, katanya dia ingin menjadi guru saat lulus nanti. “Sahyu, apa kau sudah lama ada disana ?”

“ahh tidak juga” jawabnya. “oppa, sebentar lagi kan oppa ulang tahun. Lantas apa yang oppa inginkan ?”

“aku tidak menginginkan apa-apa. Aku hanya berharap kita bisa bahagia selamanya, dan Saeng-ku juga, hehe” aku menjawab pertanyaannya sambil melangkah menuju kantin bersama Sahyu tentunya.

“ternyata oppa sangat mencintai Saengmu, aku jadi iri .....”
********


Setelah pulang sekolah aku berniat mampir ke sekolah Kwangmin, tapi sebelum aku masuk kesekolahnya aku sudah melihat dirinya sedang berdiri didepan gernag sekolah. Aku sangat heran, aku rasa saat dia berangkat sekolah dia tidak memakai tongkat, tapi kenapa sekarang dia memakai tongkat ? aku menatapnya heran, dari ujung kepala sampai ujung kaki, Saengku membalas tatapanku, dia terlihat kikuk sambil menggaruk kepalanya.

“Saeng sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu ? kenapa kau memakai tongkat ?”

“aku terjatuh Hyung” ucapnya sambil mencoba menggendong tasnya yang cukup berat itu. Aku merasa kasihan padanya, akhirnya aku bawakan saja tasnya.

“Astaga kwang, kenapa bisa sampai seperti itu ? sini tasnya Hyung bawakan” ucapku sembari mengambil tas gendong itu dari bahu Saeng-ku.

“terimakasih Hyung. Begini ceritanya, saat aku sedang berjalan ke kelas ada kulit pisang yang tergeletak di depan kelas lain, aku tidak melihatnya dan tiba-tiba saja aku terjatuh, sakit sekali Hyung.....”

Aku tertawa lebar mendengar pengakuan Saeng-ku. Kwang terlihat bingung, aku bisa melihat raut wajahnya itu dari sudut pandanganku, tampangnya itu lucu sekali. “huh kalau keadaanmu seperti ini kita tidak jadi jalan-jalan yah.....”

“yaaahhh, padahal aku ini ingin sekali jalan-jalan bersama Hyung.”

“Kau tenang saja Saeng, kalau kau sudah sembuh nanti kita jalan-jalan. Bagaimana ? kau setuju ?”

“Baiklah Hyung” balasnya dengan raut wajah yang sedikit kecewa. “

“entahlah, Hyung juga belum tahu.”

Malam telah datang, seperti biasa aku memasakkan makanan kesukaan Kwangmin, Ddobokki, entah kenapa Kwangmin sangat suka makanan itu, padahal sejujurnya aku tidak terlalu suka dengan makanan seperti itu. Tapi tidak apalah demi Saeng ku tercinta aku rela berpura-pura suka. Kami makan diruang makan yang hanya terdiri 4 kursi dan meja kecil berbentuk segi empat, mirip sekali di restaurant kecil.

“Saeng, makannya pelan-pelan !” pintahku saat aku melihat Kwangmin makan terlalu lahap, aku takut kalau dia tersedak nantinya.

“Hyung sebenarnya apa yang Hyung suka ?” tanya Kwangmin, seketika dia berhenti makan dan beralih memandangku.

“ehmm, sepertinya tidak ada”

“benarkah ? itu tidak mungkin. Jujur saja Hyung sebentar lagi kan ulang tahunmu, aku bingung mau memberimu apa, aku..... aku ingin membalas kebaikanmu selama ini. Hyung sudah terlalu baik padaku, tapi aku, aku tidak pernah sekalipun membalas kebaikanmu. Aku malu .....”

“Saeng, apa yang kau katakan. Bukankah itu sudah kewajiban hyung, kenapa harus kau pikirkan ?” aku mengusap lembut rambut hitamnya yang sedikit panjang, dia terlihat murung aku kurang suka melihat wajahnya itu. “hei saeng jangan murung seperti itu “

Kwangmin diam saja, “bagaimana kalau kita mendekorasi ruangan, kita buat ruangan ini penuh dengan balon yang berwarna-warni, ya dua hari lagi kan Hyung akan ulang tahun ? kau mau ?”, lanjutku mencoba memecah kemurungannya.

Nampaknya dia tersenyum, dan menganggukkan kepala. Aku suka sekali melihat ekspresi wajahnya yang penuh keceriaan tidak murung seperti tadi. Kali mulai menghias, setiap pojokan diberi hiasan anggrek bulan lengkap dengan akar dan tanahnya. Di bagian tengah atap dan pojokan bagian atas ruang keluarga yang kami dekor, diberi sekelompok balon mirip seperti acara ulang tahun anak kecil. Kami memasangnya dengan susah payah apalagi Kwangmin, dia bersikeras untuk mendekor padahal kakinya sedang sakit. Aku senang sekali, tidak ada ekspresi murung yang terlihat, hanya senyuman yang ada, senyum bahagia.

“Huah selesai !” Kwangmin langsung terjun ke kursi sofa setelah menata balon-balon gas yang diletakkan disamping kursi itu, keringatnya banyak padahal hari ini kan sedang musim dingin. Aku memberinya tisu, dia langsung menerimanya dan mengusap keringatnya itu. “apa hyung tidak lelah ?”

“tidak juga.” Jawabku sambil meminum air putih, dan seketika pula ada tangan yang mencoba merebutnya, ternyata eh ternyata itu tangan Kwangmin, dia merebut paksa gelas yang sedang aku pegang dan langsung meminumnya. Astaga cepat sekali habisnya.

“terimakasih Hyung” ucapnya sambil menyodorkan gelas itu padaku, huft ada-ada saja anak ini.

Aku pergi ke dapur untuk menaruh gelas itu, dan ketika aku kembali aku melihat Saengku sudah tertidur pulas, wajahnya yang mirip pikachu itu terlihat sangat polos. Ku selimuti dia dengan selimut cukup tebal, aku pun tersenyum dan membiarkannya tertidur sambil duduk di sofa.
********

Sore hari ini aku berniat untuk menjemput Kwangmin lagi, aku merasa kasihan dengan keadaannya. Makanya setelah selesai kuliah aku langsung lepas landas pergi ke sekolah Saengku, yah mungkin Sahyu akan merasa kalau aku ini terlalu perhatian padanya sehingga melupakannya, tapi mau bagaimana lagi, aku sangat kasihan pada Saeng-ku ini.

Sudah cukup lama aku berdiri diseberang jalan sekolahnya, setelah satu jam akhirnya sekolah itupun bubar, tapi aku tidak melihat Kwangmin, ada dimana dia ? kenapa belum keluar juga ? padahal semua anak-anak SAPHS sudah keluar semua. Beberapa lama kemudian akhirnya aku melihat Saeng-ku keluar, dia sudah tidak memakai tongkat, tapi sayang cara berjalannya masih kaku, mungkin masing terasa sakit.

“Saeng !!!” aku berteriak keras, nampaknya Kwangmin langsung melihatku, dia tersenyum dan beranjak kearahku, jalannya masih lambat. Aku sedikit khawatir, apalagi jalanan disana cukup ramai dengan lalulintas mobil. Tak lama kemudian rasa khawatirku pun terkuak, dari arah utara sudah meluncur Mobil Sport dengan kecepatan tinggi, mobil itu sudah membunyikan klakson dari jauh. Aku bingung sekali, tidak mungkin Kwangmin akan lari dari tengah jalan itu, dia pasti hanya akan diam. Tidak mungkin, tidak mungkin aku membiarkan Saengku di tabrak oleh Mobil itu.

“Saeng awas !!” ucapku sambil bersiap untuk lari, Kwangmin berhenti di tempat, ia baru sadar ada mobil yang akan menabraknya dari arah samping kananya, dia memandang kearah mobil itu. Sedangkan aku mempercepat lariku, saat ini aku tidak berfikir apapun kecuali menyelamatkan Saeng-ku, dia yang terpenting bagiku. Setelah terasa dekat dengannya aku langsung saja mendorongnya kebelakang, dia nampaknya sangat terkejut. Sedangkan aku beberapa saat aku terdiam disana sampai akhirnya ada sesuatu yang menabrakku dengan keras hingga aku terpental jatuh, tubuhku mengenai pinggirang jalan, kepalaku terasa pusing, pandanganku sedikit kabur, tapi aku masih sadar, aku melihat mobil itu berhenti sejenak, namun seketika itu pula mobil itu pergi. Aku juga melihat wajah Kwangmin ada di hadapanku, dia menggerakkan tubuhku, sepertinya dia berbicara sesuatu, tapi apa, aku sama sekali tidak bisa mendengarnya. Dan dadaku, kenapa dadaku terasa sangat sakit, bahkan untuk bernafaspun rasanya sulit. Pandanganku semakin kabur, bahkan seketika itu pula berubah menjadi putih, aku tidak bisa melihat apapun, dan setelah itu aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.
------------------ Donghyun Prov End ----------------


------------------ Kwangmin Prov ------------------

            Aku sangat menyesal, gara-gara aku Hyung menjadi kritis seperti ini. Kalau saja aku bisa hati-hati mungkin Hyung tidak akan seperti ini. Aku duduk didepan ruang pemeriksaan, aku sangat khawatir kalau sampai terjadi sesuatu dengan Hyung aku pasti tidak akan memaafkan diriku sendiri.
           
“Tuhan, semoga tidak terjadi apa-apa dengan Hyung-ku” aku menitikka air mata, aku sungguh menyesal, sangat menyesal. Ku usap air mataku, karena aku tahu air mata tidak akan mengubah hal yang sudah terjadi.
           
Setelah 20 menit menunggu, akhirnya dokter pun keluar. Ya, dia pamanku sendiri, paman Hyuseok. Aku segera menghampirinya, “paman, tunggu dulu. Bagaimana keadaan Hyung ku ? dia baik-baik saja kan ?”
           
Paman Hyuseok diam saja, dia memandangku tanpa ekspresi, aku tambah khawatir. “paman jawab pertanyaanku !”
           
“Kwang, sepertinya kita harus bicara”
           
“apa terjadi sesuatu dengan Hyung ku ?”
           
“kita bicarakan ini diruanganku”
           
Aku dan Paman Hyuseok berjalan menuju ruangannya. Aku melintasi koridor yang panjang dan ramai dengan pasien yang berlalu-lalang. Aku merasa iba pada mereka. Setelah beberapa lama kemudian akhirnya aku sampai di ruang paman Hyuseok, ruangannya cukup besar, aku duduk di kursi yang ada didepan meja kerjanya. Perlahan Paman Hyuseok menceritakan apa yang terjadi dengan Hyung ku, aku sangat terkejut dengan pengakuan Paman, “....... apa !”
           
“... nae Kwangmin-i. Jantung kakakmu itu sangat lemah. Apakah dia tidak pernah menceritakannya padamu ?”
           
“ani ...”

            “selaput dinding jantungnya terluka, karena serpihan dari tulang rusuknya yang patah. Ini sangat berbahaya, Hyung mu tidak bisa selamat Kwangmin. “

            “tidak mungkin ! paman pasti salah, hyung ku tidak mungkin akan mati ! aku tidak rela !”. emosiku mulai muncul, dan tanpa aku sadari air mataku pun ikut jatuh. Aku tidak pernah menyangka kalau hyung memiliki jantung yang lemah, padahal selama ini dia terlihat baik-baik saja, kenapa ? kenapa Hyung tidak pernah menceritakan hal ini padaku ? apakah hyung sudah tidak menganggapku sebagai Nandongsaengnya lagi ?

            “Kwangmin, kau harus terima takdir ini.”

            “ani. Ini bukan takdir, katakan apakah ada cara untuk menyelamatkannya ?”

            “hanya dengan transplantasi jantung, tapi itu tidak mudah Kwang, dalam 24 jam kita harus sudah menemukan jantung yang cocok. Itu satu-satunya cara yang bisa menyelamatkannya”

            Tubuhku terasa lemas mendengar ucapan paman, mana mungkin aku bisa dapatkan jantung pengganti hanya dalam 24 jam, tapi aku juga tidak rela kalau hyung akan mati 24 jam kedepan. Aku bingung dan tidak bisa berfikir panjang lagi.

            “ambil saja jantungku”

            “apa kau sedang bercanda Kwang !”

            “apa paman pikir aku sedang bercanda ?”. ucapku sambil menatap dalam kepadanya berusaha meyakinkan keseriusanku.

            “kalau kau melakukannya, itu sama saja kau bunuh diri ! apa kau tidak pikirkan itu ?”

            “aku tidak peduli ! asal hyung ku selamat, mati pun tidak masalah !”

            “paman tidak mengerti jalan pikiranmu itu”

            “yang ada dalam pikiranku adalah menyelamatkan hyung. Paman tahu kan, hyung sudah terlalu baik padaku, aku juga ingin membalas kebaikannya dengan nyawaku !”

            Aku terus berusaha menyakinkan paman atas keinginanku ini, nampaknya paman sedikit ragu. Tapi akhirnya paman pun menuruti keinginanku, sebelum jantungku benar-benar diambil, aku pun menjalani beberapa tes untuk mengecek seberapa jauh tinggat kecocokannya. Beberapa jam kemudian aku mendapatkan hasil tes itu, aku buka perlahan amplop berwarna coklat itu dan segera membacanya, ternyata tingkat kecocokannya 70 %. Paman bilang itu sangat memungkinkan untuk di transplantasi. Aku senang sekali, tapi juga sedih, karena setelah aku berikan jantungku ini aku tidak akan melihat nyung lagi, tidak bisa merasakan kasih sayangnya lagi dan juga tidak bisa bercanda tawa bersama, sedih memang, tapi apa boleh buat, kalau hyung mati itu sama saja hidupku juga akan mati, jadi lebih baik hyung saja yang hidup dan aku ....

            Aku menghela nafas panjang, kemudian aku berjalan menuju ruang rawat hyung, aku buka pintu sepelan mungkin. Aku melihat hyung ku sedang terbaring tak berdaya di atas ranjang yang serba putih, banyak sekali selang-selang yang ada dalam tubuhnya, aku bisa merasakannya pasti hyung saat ini sedang merasakan sakit yang amat sangat, tapi tenanglah hyung sebertar lagi rasa sakit itu pasti hilang.

            Aku mencoba tersenyum sambil memegangi tangannya. Sebelum menjalani operasi, aku pulang kerumah terlebih dahulu, bukan untuk melarikan diri, hanya saja untuk melihat suasana rumahku untuk terkhir kalinya. Saat aku sampai dirumah, aku lihat masih sama seperti kemarin, penuh dengan balon yang berwarna-warni, dan aggrek bulan yang indah. Ku sentuh bunga anggrek yang berwarna putih itu sambil tersenyum. Kemudian tiba-tiba saja pintu terbuka, aku melihat Noona Sahyu masuk.

            “Saeng, dimana Hyung mu?”

            “Hyung ada dirumah sakit”

            “apa ! kenapa dengan Hyung mu, apa jantungnya kambuh lagi ?”

            Aku merasa aneh dengan perkataan Noona, jadi selama ini Noona sudah tahu kalau jantung hyung lemah, tapi kenapa ? kenapa hyung tidak pernah memberitahuku. Sedikit kecewa rasanya, orang lain saja sudah tahu tapi adik sendiri justru tidak tahu.

            “jadi Noona sudah tahu penyakit hyung ?”

            “tentu saja. Apa dia tidak pernah memberitahumu ?”

            “ani Noona. Kemarin hyung kecelakaan, dan aku lah penyebabnya. Dan karena aku juga Hyung jadi kritis seperti sekarang. Hyung akan mati kalau tidak mendapatkan jantung pengganti, aku sedih sekali”. Lagi-lagi air mataku keluar, aku tidak bisa menahan kepedihan yang aku rasakan. Tiba-tiba Noona memelukku, pelukannya hangat sekali.
******
            Aku berdiri di balkon rumah sakit, ku tatap langit yang putih tanpa warna itu, semilir angin musim dingin berhembus pelan, sangat mengegarkan. Ku tutup mataku, dan ku kenang hari-hari saat bersama hyung. Ketika kami sedang bercanda saat membuat boneka salju, ketika hyung memberiku boneka pikachu yang banyak, ketika hyung membantuku mengerjakan PR, ketika hyung mengajakku bermain kartu. Hari-hari bersama hyung memang sangat menyenangkan, meski tak ada orang tua disamping kita. Tapi mulai sekarang aku sudah tidak bisa lagi menemani hyung, Hyung pasti akan baik-baik saja tanpaku.

            “Saeng Kwangmin, apa kau sudah siap ?”

            “nae. Aku siap”. Aku pun berjalan pergi.
----------------- Kwangmin Prov End ----------------


--------------- Author Prov --------------
            Ketika berada diruang operasi, paman Hyuseok membius Kwangmin sepenuhnya. Dia berharap kalau keponakannya itu tidak akan merasakan sakit. Terlihat dalam wajah Hyuseok kalau dia sangat tidak tega mengambil jantung miliknya. Dia sadar setelah dia ambil jantungnya, dia pasti akan mati, dan setelah itu dia tidak akan bisa melihat wajahnya lagi, tingkah lakunya yang lucu dan senyuman indahnya. Sebercik kristal bening jatuh dari matanya, dia usap wajah Kwangmin dengan lembut, wajah yang mirip dengan anaknya yang sudah meninggal 4 tahun silam, wajah yang sangat mirip dengan Youngmin anaknya.

            Dia menghembuskan nafas panjang, walau sangat berat, tapi ini sudah menjadi keputusan Kwangmin sendiri. Dia tidak bisa meolaknya, kemudian dia ambil pisau kecil dan membelah dada bagian bawah Kwangmin .........
---------------- Author Prov End ----------------


------------------ Donghyun Prov ----------------
            Aku merasa sedang ada di suatu tempat, tempat itu penuh dengan bunga yang bermekaran, kupu-kupu yang beterbangan dan semilir angin yang sangat lembut. Aku sama sekali tidak tahu tempat apa ini, aku terus berjalan diantara hamparan taman bunga itu, hingga akhirnya aku berjumpa dengan seseorang, dia sedang duduk diantara pohon bougenfille sambil memegang seekor kelinci berwarna putih, dia duduk membelakangiku, dia memakai celana dan jas putih, aku merasa sangat mengenalnya apalagi rambutnya yang khas, sedikit panjang dengan belah di sebelah kiri, tidak salah itu pasti saeng ku, aku pun segera memanggilnya, “Saeng ???”

            Dia menoleh kepadaku, dan tersenyum. Memang benar dia adalah Kwangmin, tapi kenapa dia ada di tempat seperti ini ?

            “Hyung, senang berjumpa denganmu. Apa Hyung baik-baik saja ?”. dia langsung berdiri tapi tidak mendekat padaku.

            “tentu Hyung baik-baik saja. Kau sendiri ?”

            “aku sangat baik. Aku juga senang tinggal di tempat ini. Tempat ini sangat indah”

            “kau tidak boleh tinggal di tempat seperti ini. Kau harus pulang, kita punya rumah sendiri kan ?”

            “mulai sekarang disinilah tempat tinggalku Hyung, aku tidak mungkin bisa kembali ke rumah. ...”

            “tidak Saeng, kau harus pulang !” aku mencoba  meyakinkan Kwangmin untuk ikut denganku.

            “tidak hyung”. Dia menolak dengan lembut, tapi entah kenapa kali ini aku ingin memaksanya untuk pulang, aku tidak mengerti kenapa dia mengatakkan kalau inilah tempat tinggalnya. Aku pun mendekat padanya dan mencoba menarik tangannya, tapi..... kenapa ? kenapa aku tidak bisa memegangnya, tubuhnya terasa seperti angin yang tidak bisa di pegang, aku sangat terkejut, tapi Kwang hanya diam justru dia tersenyum.

            “Hyung saja yang pulang, aku disini baik-baik saja.” Dia kembali tersenyum, namun seketika tubuhnya menghilang begitu juga dengan tempat itu, kini yang aku lihat hanya kegelapan, namun seketika terlihat seberkas cahaya dari langit, aku terus menatapnya.

            Kau pun terbangun dari mimpiku, ku buka pelan mataku, aku pun melihat ada Sahyu sedang duduk disampingku, dia tersenyum. Tapi aneh kenapa aku tidak melihat Saeng ku ? dimana dia ?

            Aku juga merasa ada sesuatu di dada bagian bawahku, aku mencoba memegangnya, nampaknya itu bekas jahitan. Sahyu berkata kalau ada seseorang yang baik hati yang sudah memberikan jantungnya padaku, aku senang sekali, namun ketika aku bertanya siapa orang yang telah mendonorkan jantungnya itu, Sahyu hanya terdiam, dia tidak mengatakan sesuatu.
*****
            6 hari kemudian paman Hyuseok mengizinkanku pulang, tapi untuk sementara Paman menyuruhku untuk tetap berada di kursi roda, sebenarnya aku malas sekali. Untung saja ada Sahyu yang selalu ada disampingku, dan yang selalu menemaniku. Tapi aku juga sedih, semenjak aku sadar aku sama sekali tidak melihat Saeng-ku, apa dia terlalu sibuk dengan sekolahnya sehingga melupakan Hyungnya ? astaga, aku tidak boleh berkata seperti itu mungkin saja Kwangmin memang sedang sibuk. Bahkan saat aku keluar dari rumah sakit pun Kwangmin tidak menjemputku...... sedikit kecewa memang.

            Ketika aku masuk kerumah, aku merasa kalau rumahku ini masih tetap sama, balon dan bunga yang aku pasang bersama Saeng masih utuh, tapi sayang balon-balon gas yang ada disamping sofa sudah tidak bisa berdiri lagi, mereka tergeletak di lantai. Tapi.... kenapa ? di rumah pun Saeng tidak ada, mungkinkah dia masih sekolah ? tapi ini suda jam 5 sore, mana mungkin masih sekolah, sebenarnya kemana kau Saeng ?

            “Sahyu ... dimana Saeng-ku ? kenapa dia tidak pernah kelihatan ?”

            “Ehmm, mungkin Kwangmin sedang belajar di rumah temannya.....”

            “ooouuhhhh.......”

            “Happy Birthday ........”.

Tiba-tiba saja ada suara yang terdengar, namun bukan suara satu atau dua orang melainkan suara yang banyak, aku membalikkan badan dan setelah itu ada serpihan kertas dan terompet yang berbunyi. Serpihan kertas yang berwarna-warni itu berjatuhan ke pangkuanku. Dan ternyata suara itu adalah suara teman-teman kuliahku, mereka muncul dari pintu depan, mereka mengenakkan pakaian lucu dan juga memakai topi ulang tahun yang penuh bulu-bulu halus. Aku bahkan lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku, aku senang, sangat senang. Salah satu dari mereka bernama Jeongmin, dia membawakanku Kue Ulang tahun bercream putih dan penuh dengan strawberry kesukaanku, sebelum kue itu sampai di hadapanku, Sahyu terlebih dahulu mengenakkanku topi ulang tahun seperti yang mereka kenakan. Aku meniup lilin lucu yang didesain mirip denganku versi chibi, aku tersenyum lepas. Mereka semua adalah teman terbaikku, kamu saling tertawa bermain game bersama dan memakan kue itu bersama-sama pula.

Namun rasanya ada sesuatu yang mengganjal, diantara mereka tidak ada Saeng, sedih rasanya, di hari ulang tahunku ini Saeng malah tidak datang, sebenarnya sedang kemana kau Saeng ? Hyung merindukanmu.....
------------- Donhyun Prov End ------------


--------------- Sahyu Prov --------------
            Ketika Donghyun, Namjachingu-ku dan teman-teman tengah asyik berpesta, aku justru memilih untuk duduk sedirian di ruang depan, aku mendengar tawa mereka yang keras. Tapi entah mengapa aku tidak ingin ikut pesta ulang tahun kecil-kecilan itu, aku lebih memilih menyendiri disini.
           
Tiba-tiba saja aku teringat pembicaraanku dengan Kwangmin seminggu yang lalu, ketika kami masih bisa duduk bersama sebelum akhirnya.............
           
“......... Noona, apa kau benar-benar mencintai Hyung ?”
           
“kenapa kau bertanya seperti itu Saeng ?”
           
“karena jika, setelah hari ini Noona lah yang harus menjaga Hyung.....”
           
Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang Kwangmin bicarakan, kenapa dia berbicara seakan-akan dia akan pergi. “apa maksudmu Saeng ?”
           
“aku.... aku....”. berberapa kali pembicaraannya terputus, nampaknya dua sedikit ragu dengan apa yang akan di ucapkannya, dia mengambil nafas panjang dan melanjutkan pembicaraan. “aku akan menyerahkan jantungku untuk Hyung”
           
Aku sangat terkejut ketika aku mendengar ucapannya itu, apa dia benar-benar serius dengan ucapannya itu, tidak ! dia pasti sedang bercanda, tapi aku sama sekali tidak melihat garis canda dalam wajahnya, dia serius dengan ucapannya, astaga.... begitu besarkah rasa sayangnya untuk Donghyun ?
           
“kau jangan bercanda ! kau sama saja bunuh diri Saeng !” aku membentaknya keras, tapi dia hanya tersenyum
           
“perkataanmu itu seperti paman Hyuseok. Mungkin benar kalau aku ini bunuh diri, tapi ini jalan satu-satunya yang bisa menyelamatkan Hyung, tidak mungkin aku akan mendapatkan jantung orang lain dalam waktu 24 jam, maka dari itu aku serahkan saja Jantungku untuknya. aku ingin Hyung tetap hidup, dia adlah orang yang sempurna, sangat baik dan perhatian. Lagipula jika Hyung meninggal, Noona pasti akan sedih kan ?”
           
“Jangan gila Kwang !”

            “Aku tahu apa yang aku lakukan, aku hanya ingin Noona menyerahkan surat ini untuk Hyung saat hari Valentine nanti. Sebelum hari itu datang, hyung pasti mencariku, Noona bilang saja kalau aku ini sedang sibuk sekolah ya..... aku mohon.....”. Kwangmin memberiku sebuah amplop berwarna pink, dengan terpaksa aku menerimanya.

            Dan hari ini ketika hari ulang tahu Donghyun, aku pun membawanya, tapi tidak aku serahkan kepada Donghyun, aku terus memegangi amplop itu, aku merasa sangat sedih, aku tidak bisa membayangkan kalau suatu hari nanti dia tahu kalau Saeng-nya sudah meninggal dan bagaimana reaksinya ketika dia tahu kalau seseorang yang telah mendonorkan jantungnya itu adalah Kwangmin sendiri, aku sangat sedih, aku tidak bisa menahan air mataku.

            Tapi aku tidak boleh menangis, aku pun mengusap air mataku. Namun hatiku masih sakit, Kwangmin sudah aku anggap seperti Saengku sendiri, Donghyun sungguh beruntung memiliki adik seperti dia...... yang rela melepaskan nyawanya hanya untuk Hyung tercintanya......
---------------- Sahyu Prov End ---------------


----------------- Author Prov ----------------

            Hari ini adalah hari Valentine, tepat tanggal 14 February. Di sebuah cafe mewah di Kota Seoul, Donghyun duduk manis di salah satu kursi di dekat balkon. Dia mengenakkan jas berwarna hitam, mantel coklatnya dia letakkan di atas kursi disampingnya. Dia terlihat lebih tampan daripada sebelumnya.

            Tak lama kemudian datanglah seorang wanita mengenakkan gaun malam berwarna putih, dia adalah Ahn Sahyu, Yeojachingun-nya. Dia terlihat sangat cantik dengan rambut bergelombangnya yang dibiarkan tergerai.

            “kau sangat cantik” ucap Donghyun tiba-tiba.

            “tidak juga” balas Sahyu malu-malu

            Mereka makan bersama, beberapa kali Donghyun menunjukan sikapnya yang iseng kepada Donghyun, mulai dari mencubit pipinya, mengambil makanan milik Sahyu dan menarik hidung Sahyu yang kecil. Mereka terlihat sangat akrab, saling tertawa tidak peduli dimana sekarang mereka berada meski banyak orang yang melirik kearah mereka.

            Dan lihatlah dibalkon luar sana ada seseorang yang berdiri disana, dia mengenakkan kemeja berwarna putih lengkap dengan celana putihnya juga, tahu kah siapa dia ? ya, itu Kwangmin, rohnya ternyata masih ada di dunia nyata, dia terus memandang kearah Hyungnya, wajahnya tampak lebih pucat diiringi sinar terang dari tubuhnya. Kwangmin tersenyum, melihat canda tawa Hyungnya.

            “Happy Valentine, Hyung..... selamat tinggal. Aku akan menunggumu disana.....”
            Setelah mengatakkan hal itu, seketika sinar tubuhnya meredup dan tubuhnya ikut menghilang. Dan Donghyun, tiba-tiba saja berhenti bercanda, dia langsung mengalihkan pandangannya kearah balkon, mungkin dia merasakan kalau Saengnya ada disana. Namun ketika dia menandang Bolkon, dia tidak menemukan siapapun.

            “ada apa ?” tanya Sahyu

            “aku merasa kalau Kwangmin ada disana. Tapi aneh disana tidak ada siapapun”

            Sahyu terdiam seketika. “ahh mungkin itu hanya perasaanku saja.”. lanjut Donghyun

            Saat itu pula Sahyu merasa kalau inilah saat yang tepat untuk memberitahu kebenaran yang sesungguhnya, “Oppa, sebenarnya.....”

            Sebelum selesai berbicara, Donghyun langsung memotongnya, “Happy Valentine ! aku ingin sekali mengajak Kwangmin untuk makan bersama kita, tapi aku ragu dia mau datang kemari atau tidak.....” lanjut Donghyun sambil menekan nomor ponsel Kwangmin.

            “..... Kwangmin tidak akan menjawab ponselnya....” ucap Sahyu tiba-tiba sambil menutup layar ponsel Donghyun.

            “kenapa ? sudah berhari-hari dia tidak pulang, apa salahnya aku menelphonenya ?”

            Tiba-tiba Sahyu menitikkan air mata, “kau kenapa Sahyu ?”

            “aku tidak apa-apa. Bacalah ini, kau pasti akan mengerti..... “ Setelah memberikan amplop pink dari tangannya, tiba-tiba saja air matanya semakin deras, tanpa seizin Donghyun, Sahyu langsung saja pergi ke Toilet, disana dia memuntahkan air matanya yang sudah tidak bisa ia tahan.....

            Donghyun sangat bingung, kemudian dibukanya amplop itu........

Dear Hyung.......
Apa kabar Hyung ? semoga Hyung saat ini baik-baik saja...... oya aku lupa ! “Happy Valentine...... “
Maaf Hyung..... mungkin Hyung selama ini selalu bertanya-tanya, kemana aku saat Hyung ulang tahun, kemana aku saat hari Valentine seperti saat ini ?
Asal Hyung tahu, aku ini tidak lari dari rumah, ataupun sedang pergi kesuatu tempat. Aku.... saat ini.... saat hyung membaca surat terakhir dariku ini.... mungkin aku sudah tidak ada lagi. Bukan pergi dari rumah ataupun sedang berlibur seperti kataku tadi..... tapi aku sudah pergi dari dunia ini untuk selama-lamanya.
Hyung pasti sangat terkejut, tapi yakinlah aku dan hyung adalah satu. Aku akan terus hidup dalam diri hyung, setiap detak jantung hyung adalah hidupku, kita tidak akan terpisahkan, kecuali ketika maut datang.
Jantung yang kuberikan pada Hyung adalah hadiah ulang tahun terbesar yang bisa aku berikan, aku ingin memberikan apa yang hyung butuhkan. Hyung sudah terlalu baik padaku, tapi hanya ini yang bisa aku berikan,
Hyung..... mungkin sedikit terlambat, tapi.....
Saeng-il Hyeongje..........
Haepi ballentain dei.............
Annyeong, dasi mannaseo..........


            Benar-benar terkejut setelah membaca surat itu, dia berjalan keatas balkon dan berdiri disana. Air matanya berlinang tak henti, dia menatap langit yang tak berbintang. Dia baru sadar kalau Saengnya memang sudah tidak ada, pantas saja dia tak ada saat dia ulang tahun dan juga tak ada saat hari Valentine. Dan ternyata.... jantung yang ada di dalam dadanya adalah jantung Kwangmin, Saengnya sendiri.

            Valentine tahun ini adalah Valentine yang paling menyedihkan, bukannya ia mendapat kebahagiaan saat hari Valentine, justru dia kehilangan Saeng yang sangat ia sayangi, menangis dan terus menangis, kini dia sudah tidak bisa melihat Kwangmin lagi, berangkat kuliahpun kini sendiri, Kwangmin yang biasanya ada disampingnya kini hanya tinggal bayangannya saja, bayangan yang tidak bisa ia sentuh lagi, senyumannya yang sudah hilang dan ranjang tidur yang penuh dengan boneka pikachu itu pun sudah tidak berpenghuni lagi, kini dia hanya bisa menyentuh bonekanya saja bukan pemiliknya. Rumah yang biasanya ramai dengan teriakan Kwangmin, kini berubah menjadi sepi. Dan saat pagi hari ketika ia memasak toboki, tidak ada yang memakannya, dia hanya bisa mengenang bayangan Kwangmin saat ia makan dengan lahapnya, namun seketika bayangan itu menghilang........
******

            Berhari-hari Donghyun terlarut dalam kesedihan, namun hari ini Donghyun kembali memunculkan keceriaannya. Mungkin ia sudah sadar tak ada gunanya terus bersedih, Kwangmin sudah pergi, tak mungkin dia bisa kembali lagi. Kwangmin juga pasti tidak suka dengan sikapnya itu, maka hari ini dia putuskan untuk kembali menjalani hidup. Dia masukkan semua boneka pikachu milik Kwang ke dalam gardus, foto-foto miliknya dan semua milik Kwang dia kumpulkan dan ia taruh dalam gudang.

            Dia sadar apa yang dia lakukan pasti terlihat sangat tidak manusiawi, namun setiap dia melihat barang-barang itu dia pasti akan merasa sedih, makanya dia letakkan barang-barang itu dalam gudang. Bukan untuk melupakkan Kwangmin, tapi mencoba menerima dan berdamai dengan kenyataan......

            Dan hari ini adalah hari pertama ia kembali ke kampus, dengan langkah semangat dia ayuhkan kakinya bersama Sahyu menuju kampus sambil berpegangan tangan dan senyum gembira.

            Mulai saat itulah valentine tahun ini adalah valentine terakhirnya, Donghyun bertekat untuk melupakan apa itu hari Valentine, apa itu kado cokelat dan semua tentang Valentine dia lupakan. Terlalu menyakitkan jika setiap tahun dia harus mengenang kematian Saengnya, dia sangat trauma, saat hari Valentine bukannya mendapat berita baik, ia justru mendapat berita buruk yang tidak mungkin terlupakan seumur hidupnya.

            Hari ini pun saat mpembelajaran berlangsung, dia justru tidak mengikutinya, dia memilih berada dia balkon kampus yang tak ada orang, hari ini adalah awal musim semi, udaranya terasa segar, ia menghirup udara dalam-dalam.

            “Saeng, terimakasih.... terimakasih kau sudah memberiku umur yang panjang. Jantungmu ini, pasti akan aku jaga baik-baik. Tidurlah dengan tenang dialam sana......”
--------------- Author Prov End --------------



<<<<The End >>>>
“Terimakasih sudah membaca “

10 Messages. Jangan Jadi pembaca diam, ayo comment to “Last Valentine”

  • Jumat, Februari 03, 2012 8:51:00 PM
    Anonim says:

    sedih..:(

    delete
  • Sabtu, Februari 04, 2012 4:02:00 AM

    @Anonim
    jgn brsedih ada istri youngmin dsni, hehe

    delete
  • Sabtu, Februari 04, 2012 8:13:00 PM
    Anonim says:

    perbanyak lagi ya mochi cerita seperti ini..siipp 100000000000000000 jempol bwat mochi(si istri young min)hehe

    delete
  • Sabtu, Februari 04, 2012 8:40:00 PM
    Anonim says:

    teringat teruussss..

    delete
  • Minggu, Februari 05, 2012 3:10:00 PM

    @Anonim
    ya ya mksh 10x jmpolnya itu. Tp sbnrnya mochi krg pnter bkin ff, hehe. Y kpn2 buat lg

    delete
  • Minggu, Februari 05, 2012 3:11:00 PM

    @Anonim
    wah wah teringat apa itu ?

    delete
  • Minggu, Februari 05, 2012 5:33:00 PM
    Anonim says:

    Pengunjung setia hehehe(*Bangga*)

    delete
  • Minggu, Februari 05, 2012 5:50:00 PM

    @Anonim
    shiip chingu, lanjutkan. Jgn lupa follow yah

    delete
  • Kamis, Mei 03, 2012 7:37:00 PM
    Anonim says:

    This is the story of the most excellent and affectionate....
    aku membaca bersama kakak samapai menangis mengeluarkan tissu dua box

    delete
  • Selasa, Juni 05, 2012 3:10:00 PM
    chichi says:

    nangis beneran chingu bacanya astaga, daebak xD

    delete

Posting Komentar

Total Pageviews

Who Your Favorite Member ??

 

Copyright © 7 Nov 2011 Boyfriend Korean Gallery, Inc. Allright Reserved